Analysis of Indonesian Netizens' Dissent on President Jokowi before and after Fuel Price Increase

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang didasarkan pada masalah muncul di masyarakat, yaitu kenaikan harga BBM. Metode klasifikasi sentimen diterapkan dalam penelitian adalah menggunakan kamus korpus leksikon memperhitungkan nilai positif dan negatif. Peneliti lalu melakukan komparasi sentiment antara sebelum sesuadah kebijakan Selanjutnya, peneliti menerapkan topik pemodelan Latent Dirichlet Allocation atau (LDA) untuk mengetahui apakah perbincangan BBM menjadi utama saat naik. Hasil dari menunjukkan bahwa setelah mengumumkan bulan September 2022, Persentase tweet bersentimen negatif mengarah kepada Presiden Jokowi mengalami jika dibandingkan presiden penurunan menaikkan Pada berkaitan merupakan terpopuler Jokowi. 33,8 % twit memperbincangkan bahan bakar minyak netizen topik-topik berelasi kritik pemerintahan Jokowi.This research was based on a problem that arose in the community, which increase fuel prices. The classification method applied by researcher is using lexicon corpus dictionary considers positive and negative values. then compares between before after price policy. Furthermore, or topic modeling to find out whether discussion of became main when rose. results this study show announcing percentage tweets directed at President has increased compared increase. decreased raising In month announced policy, namely conversation related policy most popular 33.8% discussed with topics netizens sentiments criticism government.